Beranda | Artikel
Peringatan Untuk Qari dan Pemegang Sanad al-Quran Syaikh Shalih al-Ushaimi #NasehatUlama
Senin, 7 November 2022

Mengambil ijazah sanad al-Quran adalah hal yang bagus, baik itu dalam bentuk tertulis maupun lisan.
Tujuannya adalah agar kamu berusaha untuk mempelajari al-Quran dengan cara yang benar.

Adapun jika ia mengambil ijazah, tapi tetap saja membaca seperti ini: “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iiiiiiiiiin.”
Ia tidak boleh membacanya seperti ini. Berapa huruf Ya’ (ي) yang ia baca?
Berapa Ya’ (ي) yang ia baca pada “Nasta’iin (نَسْتَعِينُ)”? Padahal huruf Ya’ ada berapa?
Hanya ada satu huruf Ya’ (ي).
Hukumnya di sini boleh dibaca dua, empat, atau enam harakat, karena ia mad ‘aridh lissukun.

Tapi jika ada orang yang membacanya dengan huruf Ya’ (ي) banyak sekali, maka meskipun ia punya ijazah sanad, itu tidak berguna baginya.
Maksud dari ijazah bukanlah agar kamu dapat mengatakan, “Aku sudah talaqqi dari Syaikh Fulan.”

Namun maksudnya adalah agar kamu membaca al-Quran, sebagaimana bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Andai ada orang yang membaca al-Quran seperti bacaan Rasul, meski tidak punya ijazah,
maka ia lebih baik daripada sepenuh bumi orang yang punya banyak ijazah,
tetapi ia membaca al-Quran dengan cara yang tidak sesuai dengan bacaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

====

وَأَمَّا أَخْذُ الْإِجَازَةِ فَهَذَا حَسَنٌ سَوَاءٌ كَانَتْ كِتَابَةً أَوْ كَانَتْ مَلْفُوْظَةً

الْمَقْصُودُ أَنْ تَحْرِصَ عَلَى تَلَقِّي الْقُرْآنِ عَلَى الْوَجْهِ الصَّحِيحِ

أَمَّا يَأْخُذُ إِجَازَةً وَيَأْتِي وَيَقْرَأُ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

هَذَا مَا يَجُوزُ أَنْ يَقْرَأَهَا هَكَذَا كَمْ يَاءً قَرَأَ هَذَا؟

كَمْ يَاءً قَرَأَ نَسْتَعِينُ؟ كَمْ فِيهَا يَاءً؟

يَاءٌ وَاحِدَةٌ

وَفِيهَا إِمَّا الْقَصْرُ وَإِمَّا التَّوَسُّطُ وَإِمَّا الْمَدُّ لِأَنَّهَا عَارِضٌ لِلسُّكُونِ

لَكِنْ يَأْتِي الْإِنْسَانُ وَيَضَعُ عِدَّةَ يَاءَاتٍ هَذَا لَوْ مَعَهُ إِجَازَةٌ مَا تَنْفَعُهُ

لَيْسَ الْمَقْصُودُ بِالْإِجَازَةِ أَنْ تَقُولَ أَنَا قَرَأْتُ عَلَى الشَّيْخِ الْفُلَانِيِّ

الْمَقْصُودُ أَنْ تَقْرَأَ الْقُرْآنَ كَمَا قَرَأَهُ الرَّسُولُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فَرَجُلٌ يَقْرَأُهُ كَذَلِكَ لَا إِجَازَةَ مَعَهُ

خَيْرٌ مِنْ مِلْءِ الأَرْضِ مِمَّنْ مَعَهُمْ إِجَازَاتٌ

وَيَقْرَؤُوْنَ الْقُرْآنَ عَلَى غَيْرِ مَا قَرَأَهُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


Artikel asli: https://nasehat.net/peringatan-untuk-qari-dan-pemegang-sanad-al-quran-syaikh-shalih-al-ushaimi-nasehatulama/